Minggu, 28 Februari 2021

Jurnal Percobaan 3, Manipulasi Alat-Alat Praktikum Kimia Organik

 

 

MANIPULASI ALAT-ALAT PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK



         NAMA       : MARWINA APRIYANTI

 

NIM          : A1C119017

 

 

DOSEN PENGAMPU:

 

Dr. Syamsurizal., M.Si

 

 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

 

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

 

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

 

UNIVERSITAS JAMBI

 

2021


I.              Judul                 : MANIPULASI ALAT-ALAT PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

II.           Hari / Tanggal : Senin / 1 Maret 2021

III.        Tujuan              : Adapun tujuan dilakukan praktikum ini adalah :

                            1. Untuk merakit alat destilasi dengan menggunakan alat dan bahan yang                                            sederhana

                            2. Untuk merakit alat destilasi dengan menggunakan peralatan standar pada                                         laboratorium 


IV.        Landasan Teori

Laboratorium merupakan tempat ataupun sarana yang disediakan oleh pihak tertentu misalnya dari pihak sekolah, kampus dan lain sebagainya kepada siswa, mahasiswa ataupun kepada peneliti agar hasil penelitian ataupun pengujian dapat dilakukan. Seseorang yang hendak melakukan praktikum bertujuan untuk meneliti dan menguji kandungan suatu zat dan lain sebagainya. Dari pengujian tersebut tentunya menggunakan sarana penunjang yaitu alat-alat laboratorium. Alat-alat ini juga dapat dimanipulasi bisa dengan menggunakan alat modern maupun alat sederhana ( Sumitro, 2020 ). https://lsih.ub.ac.id/en/molecular-celullar-biology/

 

 Dalam percobaan praktikum ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan praktikum misalnya dengan memeriksa alat-alat yang nanti akan digunakan ataupun jika ada kesalahan dalam memanipulasi alat. Hal ini sangat penting karena jika tidak diperhatikan akan berpengaruh besar pada hasil pengamatan dan juga bisa dapat membahayakan manusia ( Soekono, 1976 : 23 ).

https://books.google.co.id/books?id=EaYD6rQTmI0C&pg=RA6PA23&dq=manipulasi+alat+laboratorium&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjoyJKZu4nvAhV4ILcAHYNBz0Q6AEwAHoECAIQAw#v=onepage&q=manipulasi%20alat%20laboratorium&f=false

 

            Kegiatan dilaboratorium merupakan aktivitas yang dilakukan oleh seorang praktikan untuk menguji apakah kandungan yang terdapat dalam larutan, apakah ada perubahan fisik, warna dan lain sebagainya sehingga mereka dapat menemukan hasil dari pengamatan yang dilakukan. Namun didalam melakukan percobaan siswa ataupun mahasiswa dituntut bisa mempunyai keterampilan. Keterampilan disini dimaksudkan adalah siswa ataupun mahasiswa dapat memilih alat-alat yang nanti akan diperlukan dalam praktikum, memasang alat-alat dan harus bisa mengoperasikan, mendeteksi dan lain sebagainya (Maknun, 2012 : 142 ).

https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii/article/view/2131/2232

 

Untuk dapat melakukan kegiatan praktikum, tentunya harus didukung oleh sarana maupun prasarana, persiapan ataupun kelengkapan baik itu alat maupun bahan agar proses praktikum dapat dilakukan. Jika pengolahan tersebut rendah maka dapat dipastikan pelaksanaan praktikum tidak dapat dilaksanakan seluruhnya dikarenakan adanya kekurangan fasilitas ( alat ataupun bahan ) dalam laboratorium ( Indriastuti, 2013 : 128 ).

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujbe/article/view/2834/2628

 

 

V.           Alat dan Bahan

5.1         Alat

a.         Kaleng roti                                     

b.        Baskom

c.         Selang

d.        Lilin

e.         Korek api

f.         Obeng

g.        Thermometer

h.        Piring kecil

i.          Kapas

j.          Bunsen

k.        Spritus

l.          Statis

m.      Klem

n.        Kondensor

o.        Soklet

p.        Erlenmeyer

q.        Labu destilat

r.          Batu bata

5.2         Bahan

a.         Tape ketan

b.        Air dingin

c.         Es batu

 

VI.        Prosedur Kerja

 

6.1 Manipulasi alat destilasi sederhana

 

Kaleng roti

Ø  Ø dimasukkan karet kedalam tutup kaleng yang telah dilubangi, agar uap tidak keluar melalui lubang-lubang

ؠؠDimasukkan selang untuk mengalirkan uap sehingga menghasilkan destilasi

ؠؠDi masukan ujung selang yang tadi kebaskom yang sudah dilubangi , sebagai kondensor

Batu bata

Ø  Ø Disusun

ؠؠDiletakkan kaleng roti diatas batu bata

Busen

Ø  Ø Diletakkan dibawah kaleng roti

Baskom

Ø  Ø Diletakkan sejajar dengan posisi kaleng roti

Ø  Ø Diletakkan piring kecil dengan posisi yang menyesuaikan dengan baskom

Kaleng roti

Ø  Ø Dimasukan tape ketan kedalam kaleng roti sebagai tabung destilasi.

Ø  Ø Diletakkan thermometer

Baskom

Ø     Ø Dimasukkan air dingin atas air es batu

Bunsen

Ø    Ø Dihidupkan untuk memanaskan sampel tepe yang ada di kaleng roti

Ø   Ø Diamati proses yang terjadi

Hasil

 

6.2 Destilasi standar

Statif

Ø  Ø Diletakkan secara sejajar 2 buah statif

Ø  Ø Disalah satu statif, diletakkan alat pemanas

Klem

Ø  Ø Dipasang dengan tinggi yang berbeda

Kondensor

Ø  Ø Dipasang

ؠؠDipasang soklet dan erlenmeyer  diujung kondensor

Selang

Ø  Dipakai, dihubungkan dengan sumber air dan dihubungkan ke pembuangan air

Labu destilasi

Ø  Dimasukkan kedalam pemanas

Ø  Dihubungkan dengan sisi kondensor yang berdiri

Thermometer

Ø  Ø Dipasang kedalam kondesor dengan sisi yang berdiri

Hasil


VII.              Permasalahan 

Pada prosedur kerja manipulasi alat destilasi sederhana, mengapa posisi baskom dan kaleng roti  harus sejajar?

Mengapa selang harus dihubungkan dulu dengan sumber air dan pembuangan air? (prosedur percobaan ke-2)

Jelaskan fungsi dari kondensor dan Erlenmeyer yang diletakkan diujung kondensor ?

Link youtube :

 - destilasi standar : https://youtu.be/8r0CWIGFYOc

 -  destilasi sederhana :  https://youtu.be/DWhwPtg37Tg


Laporan Percobaan 2, Penentuan Kelas Kelarutan

 

 

PENENTUAN KELAS KELARUTAN 

 



         NAMA       : MARWINA APRIYANTI

NIM          : A1C119017

 

 

DOSEN PENGAMPU:

 

Dr. Syamsurizal., M.Si

 

 

 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

 

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

 

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

 

UNIVERSITAS JAMBI

 

2021


VII. DATA PENGAMATAN

7.1 Percobaan 1 ( Suhu )

Prosedur

Fungsi Alat dan Bahan

Tujuan

Hasil           

  1. Disiapkan tiga buah gelas
  2. Dimasukkan air mendidih ke dalam gelas 1, air es ke dalam gelas 2, dan air mineral ke dalam gelas 3
  3. Dimasukkan 2 sendok teh gula pasir ke dalam masing-masing gelas
  4. Diaduk masing-masing gelas menggunakan sendok dengan kecepatan yang sama
  5. Dinyalakan stopwatch secara bersamaan dengan proses pengadukan untuk menghitung berapa waktu yang dibutuhkan sampai gula larut

1. Gelas : Wadah yang digunakan untuk proses pelarutan  Air mendidih, air es, dan 2. air mineral : Sebagai zat pelarut

3. Gula pasir : Sebagai zat terlarut

4. Sendok : Alat untuk mengaduk larutan

5.Stopwatch : Alat untuk mengukur waktu

Untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan gula untuk larut pada berbagai jenis suhu air

  1. Pada gelas yang berisi air mendidih gula larut dalam waktu 1 menit 3 detik
  2. Pada gelas yang berisi air es gula larut dalam waktu 2 menit 18 detik
  3. Pada gelas yang berisi air mineral gula larut dalam waktu 1 menit 47 detik

 

Gula pada air mendidih lebih cepat larut karena suhu yang lebih tinggi, menyebabkan partikel bergerak lebih cepat sehingga proses pencampuran lebih cepat terjadi.

 

7.2 Percobaan 2 ( Ukuran zat terlarut )

Prosedur

Fungsi Alat dan Bahan

Tujuan

Hasil

1.     Disiapkan dua buah gelas

 

2.     Disiapkan masing-masing 2 sendok teh untuk gula pasir yang telah ditumbuk halus dan yang tidak ditumbuk

 

3.     Ditambahkan air    dengan suhu dan volume yang sama ke dalam gelas.

 

4.     Dimasukkan gula pasir yang tidak ditumbuk ke dalam gelas 1 dan gula yang telah ditumbuk halus ke dalam gelas 2

 

5.     Dilakukan pengadukan menggunakan sendok dengan kecepatan pengadukan yang sama

 

6.     Dinyalakan stopwatch secara bersamaan dengan proses pengadukan untuk menghitung berapa waktu yang dibutuhkan sampai gula larut

1.Gelas : Wadah yang digunakan untuk proses pelarutan

 

2. Air mineral : Sebagai zat pelarut

 

                  3. Gula pasir yang tidak ditumbuk dan gula pasir yang ditumbuk halus : Sebagai zat terlarut

            

                 4. Sendok : Alat untuk mengaduk larutan

10.       

                 5. Stopwatch : Alat untuk mengukur waktu

Untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan gula untuk larut jika menggunakan ukuran zat terlarut yang berbeda

1.  Pada gelas 1 menggunakan gula yang tidak ditumbuk, gula larut dalam waktu 1 menit 33

 

2.  Pada gelas 2 menggunakan gula yang ditumbuk halus, gula larut dalam waktu 48 detik

 

 

Gula yang ditumbuk halus memiliki ukuran partikel yang lebih kecil sehingga menyebabkan gula larut lebih cepat. Hal tersebut disebabkan oleh luas permukaan partikel berukuran kecil lebih besar dan menyebabkan interaksi antar partikel zat terlarut dan pelarut lebih mudah.

 

 

 

 

7.3 Percobaan 3 ( Volume pelarut )

Prosedur

Fungsi Alat dan Bahan

Tujuan

Hasil

1.  Disiapkan dua buah gelas Diisi masing-masing gelas dengan air yang volume dan suhunya sama

2.  Dimasukkan dua sendok teh gula pasir ke dalam masing-masing gelas

3.  Diaduk larutan pada gelas 1 sedangkan pada gelas 2 tidak diaduk.

4.  Dinyalakan stopwatch secara bersamaan dengan proses pengadukan untuk menghitung berapa waktu yang dibutuhkan sampai gula larut

.

1.  Gelas : Wadah yang digunakan untuk proses pelarutan

2.  Air  mineral : Sebagai zat pelarut

3.  Gula pasir : Sebagai zat terlarut

4.  Sendok : Alat untuk mengaduk larutan

5.  Stopwatch : Alat untuk mengukur waktu

Untuk mengetahui pengaruh pengadukan pada proses pelarutan

1.  Pada gelas 1 yang menggunakan proses pengadukan, gula larut dalam waktu 1 menit 28 detik

2.  Pada gelas 2 yang tidak menggunakan proses pengadukan, gula larut dalam waktu 6 menit 12 detik

 

 

 Proses pengadukan membuat zat terlarut larut lebih cepat karena probabilitas tumbukan yang terjadi antara zat terlarut dengan pelarut semakin besar

 

VIII. PEMBAHASAN

Kelarutan merupakan proses suatu zat yang akan larut dalam suatu larutan. Dalam percobaan ini dilakukan pengujian suhu, ukuran zat dan pengadukan dalam suatu larutan gula. Pada percobaan pertama dilakukan pengujian terhadap suhu, hasil yang didapat dari percobaan tersebut adalah gula cepat larut pada air panas ketimbang dengan mengguanakn air mineral ataupun air es hal ini dikarenakan partikel-pertikel akan cepat meleleh dalam air panas maka dapat disimpulakan bahwa semakin tinggi suhu dalam suatu larutan maka akan semakin cepat suatu zat larut sebaliknya semakin kecil suhu maka zat yang dimasukkan kedalam larutan tadi akan semakin lambat larut.

 

Kemudian pada percobaan kedua yaitu percobaan ukuran zat, dari hasil yang didapat suatu larutan yang lebih cepat larut adalah pada larutan yang mempunyai ukuran partikel yang kecil ( gula ) maka dari hasil pengamatan tersebut dapat disimpulakan bahwa semakin kecil ukuran zat atau partikel maka akan semakin cepat larut dalam larutan sebaliknya semakin besar ukuran partikel akan semakin lambat partikel tersebut larut.

 

Kemudian percobaan yang terakhir adalah pengadukan. Pengadukan juga menjadi salah satu faktor penentu cepat lambatnya suatu zat larut dalam larutan karena proses dari pengadukan dapat berakibat partikel-partikel yang ada dalam larutan tersebut menjadi sering bertabrakan sehingga hal ini yang menyebabkan partikel cepat larut. Nah dari hasil pengamatan tadi, dapat disimpulakan bahwa semakin cepat pengadukan maka akan semakin cepat pula zat larut begitupun sebaliknya semakin lambat pengadukan maka akan semakin lambat pula zat larut dalam larutan.

 

IX. PERMASALAHAN

Mengapa dalam percobaan tersebut menggunakan air es. Bukankah dengan menggunakan air panas dan air mineral saja kita bisa membuktikan mana yang lebih cepat larut?

Apakah hanya suhu, ukuran zat dan pengadukan saja yang dapat mempengaruhi cepat lambatnya suatu zat larut? Jika ada pengaruh lain jelaskan.

Jelaskan bagaimana proses suatu zat dapat larut dengan menggunakan pengadukan.

 

X. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang diperoleh dari percobaan tersebut adalah:

Suatu zat dapat cepat larut karena dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : suhu, ukuran zat dan pengadukan.

Semakin tinggi suhu suatu larutan maka akan semakin cepat zat larut. Semakin kecil ukuran zat atau partikel maka akan semakin cepat zat tersebut larut dan kemudian semakin cepat pengadukan maka akan semakin cepat pula zat tersebut larut.

 

XI. DAFTAR PUSTAKA

 

Tim Smart Nusantara. 2017. Stategi Kuasai Kimia. Jakarta : Grasindo

Rachmaniar, Revika. dkk. 2020. [REVIEW] PENGARUH KOFORMER NIKOTINAMID DAN METODE PEMBENTUKAN KOKRISTAL TERHADAP KELARUTAN ZAT AKTIF TIDAK LARUT AIR. Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Indonesia. Vol. IX No. 1 ISSN: 2303-2138

Haitami. dkk. 2016. KETEPATAN HASIL DAN VARIASI WAKTU PENDIDIHAN PEMERIKSAAN ZAT ORGANIK. Medical Laboratory Technology Journal. Vol. 2 No. 2