PEMISAHAN DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
NAMA :
MARWINA APRIYANTI
NIM : A1C119017
DOSEN PENGAMPU:
Dr. Syamsurizal., M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
VII.
DATA PENGAMATAN
Perlakuan |
Fungsi alat dan
bahan |
Tujuan |
Hasil |
1.Disiapkan kloroform dan etanol absolut dengan perbaningan
90: 10 2.Diukur kloroform sebanyak 45 ml dan etanol sebanyak 5 ml 3.Dicampurkan kedalam erlenmeyer lalu ditutup menggunakan
plastik dan diikat 4.Digoyangkan secara pelan |
1, Hairdryer untuk mempercepat proses pengeringan 2, Beker glass 100 ml sebagai wadah untuk melarutkan sampel |
Untuk mempersiapkan
eluen |
Diperoleh eluen yang
berwarna bening |
5.Diolesi mulut chamber dengan menggunakan eksikator 6.Dimasukkan eluen dengan menggunakan batang pengaduk secara
hati-hati 7.Ditutup chamber pada bagian kasar tutup dan dilekatkan, dan
ditimpa dengan pemberat 8.Ditunggu selama 1,5 jam |
3, Beker glass 50 ml sebagai wadah untuk melarutkan sampel 4, Gelas ukur untuk mengukur larutan yang akan digunakan
satuan ml |
Untuk mempersiapkan chamber dan melakukan proses penjenuhan |
Eluen berada dalam
chamber dan telah jenuh |
9.Dilapisi lempeng kaca dengan silika gel 10. Dimasukkan kedalam oven dengan suhu
105 oC selama 30 menit |
5, Labu ukur sebagai adah sampel X dan baku kopein,
paracetamol |
Untuk mengaktivasi
lempeng |
Hilangnya kadar air
dalam lempeng |
11. Diletakkan sampel X diatas kaca arloji |
6, Erlenmeyer 100 ml sebagai tempat berlangsungnya pencampuran
eluen |
Untuk melakukan organoleptik untuk melakukan uji bau, bentuk,
warna, dan rasa |
Diperoleh warna: putih, berbentuk serbuk halus, berbau khas
obat, dan memilki rasa pahit |
12. Ditimbang sampel X sebanyak 50
mg dan baku masing-masing sebanyak 10 mg menggunakan neraca
analitik 13. Dimasukkan kedalam labu ukur 10 ml 14. Dibersihkan neraca analitik dan dimatikan |
7, Kaca arloji sebagai tempat sampel X dalam proses
organoleptik 8, Tabung reaksi sebagai tempat berlangsung pemisahan sampel |
Untuk melakukan
proses penimbangan |
Diperoleh sampel dan
masing-masing baku didalam labu ukur |
15. Dilarutkan sampel X dan masing-masing baku 16. Dimasukkan kedalam alat ultrasonic dan diset
selama 5 menit 17. Diupkan hingga tanda batas 18. Ditempatkan hingga garis 19. Dihomogenkan sampel |
9, Rak tabung reaksi sebagai tempat meletakkan tabung reaksi |
Untuk melarutkan sampel dan masing-masing baku |
Diperoleh sampel
yang telah larut dan homogen |
20. Digunting kertas saring sesuai dengan corong 21. Corong dibasahkan dengan larutan etanol 22. Dimasukkan sampel dengan bantuan batang
pengaduk 23. Disaring sampel kedalam tabung reaksi
menggunakan kertas saring |
10, Batang pengaduk sebagai alat dalam memasukkan eluen
kedalam chamber |
Untuk melakukan
penyaringan sampel |
Diperoleh sampel
untuk penotolan |
24. Dibuat tiga titik penotolan, dimana satu
sampel dan dua baku 25. Dibuat jarak dari kiri 2 cm, dari bawah 2 cm
, dan dari kanan 2 cm, dan satu titik tengah 3 cm 26. Dibuat jarak gerak rambat 15 cm 27. Dipipet larutan sampel menggunakan pipet
mikro 10 mikroliter dan dilakukan penotolan 28. Dikeringkan menggunakan hairdryer 29. Dilakukan hal yang sama pada baku
paracetamol dan baku kopein 30. Dilakukan proses eluasi 31. Ditunggu hingga tanda batas yang telah
ditentukan 32. Ditandai akhir eluasi dan dikeringkan |
11, Chamber 10×20 cm sebagai tempat penjenuhan eluen 12, Neraca analitik sebagai alat penimbangan 13, Kuas untuk membersihkan wadah neraca analitik 14, Sampel X
sebagai sampel dalam percobaan 15, Baku kopein sebagai sampel dalam percobaan |
Untuk melakukan
penyiapan lempeng dan proses penotolan |
Diperoleh lempeng
yang telah ditotolkan dan diperoleh gerak rambat dari titik penotolan hingga
akhir eluasi diatas 2/3 dari yang seharusnya 15 cm |
33. Dimasukkan lempeng kedalam alat deteksi
bercak dengan Panjang gelombang 254 nanometer yang dibawah sinar UV 34. Dinyalakan alat |
16, Baku paracetamol sebagai sampel dalam percobaan |
Untuk mendeteksi
bercak |
Diperoleh sampel
sejajar dengan baku kopein dan hamper sejajar dengan baku paracetamol |
35. Ditandai bercak dengan pensil dimana Jarak
rambat Rf dari titik penotolan hingga kepusat bercak 36. Dihitung harga Rf |
17, Larutan etanol absolut sebagai eluen 18, Etanol
90% sebagai pelarut 19, Kloroform sebagai eluen 20, Kertas saring sebagai menyaring sampel |
Untuk melakukan
perhitungan Rf |
· Jarak rambat sampel 1: 5,7 cm Jarak rambat sampel
2: 10,4 cm Jarak rambat baku
paracetamol: 6,2 cm Jarak rambat baku
kopein: 10,3 cm Dengan jarak rambat
dari titik penotolan hingga titik akhir eluasi sebesar 13 cm · Rf sampel 1: 0,43 Rf sampel 2: 0,8 Rf baku paracetamol:
0,47 Rf baku kopein 0,79 |
VIII.
PEMBAHASAN
Kromatografi
lapis tipis atau bisa disingkat dengan KLT merupakan suatu metode atau teknik
yang dilakukan dengan tujuan untuk memisahkan zat dari dalam suatu campuran. Namun,
sebelum dilakukannya pemisahan perlu diamati terlebih dahulu zat yang akan
dipisahkan agar nantinya pemisahan dapat dilakukan dengan cepat. Didalam suatu
campuran digunakan eluen. Eluen ini digunakan untuk menyingkirkan
senyawa-senyawa yang ada dalam suatu campuran sehingga dapat dilakukan
pemisahan. Teknik ini biasanya dilakukan pada selembar kaca ataupun yang berbahan tipis
dimana bahan yang digunakan tadi dilapisi dengan lapisan tipis bahan adsorben yang
biasanya silika gel dan lain sebagainya.
Pada
praktikum kali ini dilakukan percobaan yaitu percobaan berupa pemisahan dengan
metoe kromatografi lapis tipis. Dimana langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan
kloroform an etanol absolute dengan perbandingan 90:10 kemudian kloroform
diukur diukur sebanyak 45 ml dan etanol 5 ml kemudian kedua larutan tadi
dicampurkan kedalam Erlenmeyer dan ditutup menggunakan plastic dan diikat dan
digoyangkan secara perlahan. Sehingga diperoleh berupa eluen yang berwarna
bening. Selanjutnya dioles milut chamber mengguankan eksikator lalu setelah
selesai diolesi, masukkan dengan hati-hati eluen dengan menggunakan batang
pengaduk lalu chamber ditutup pada bagian kasar tutup dan dilekatkan kemusian
diberi penimpa dengan pemberat. Dan ditunggu selama 1,5 jam sehingga hasil yang
didapatkan adalah eluen telah jenuh dalam chamber.
Langkah
selanjutnya, dilapisi lempeng kaca dengan silika gel lalu dimasukkan dalam oven
dengan suhu 105ºC selama 30 menit dan diperoleh yaitu hilangnya kadar air alam lempeng. Lalu setelah itu, diletakkan
sampel X diatas kaca arloji sehingga ari
hasil pengamatan diperoleh warna: putih, berbentuk serbuk halus, berbau khas
obat, dan memilki rasa pahit. Kemudian ditimbang sampel X sebanyak 50 mg dan baku masing-masing sebanyak 10 mg
menggunakan neraca analitik lalu dimasukkan kedalam labu ukur 10 ml dan dibersihkan
neraca analitik dan dimatikan maka diperoleh sampel dan masing-masing baku
didalam labu ukur.
Kemudian langkah berikutnya yaitu dilarutkan sampel
X dan masing-masing baku, Lalu dimasukkan kedalam alat ultrasonic dan diset
selama 5 menit diupkan hingga tanda batas dan itempatkan hingga garis sehingga
sampel dapat dihomogenkan sehingga hasil yang diperoleh sampel yang telah larut
dan homogen.
Selanjutnya, digunting kertas saring sesuai dengan corong kemudian corong tadi dibasahkan dengan larutan etanol dan dimasukkan sampel dengan bantuan batang pengaduk lalu disaring sampel kedalam tabung reaksi menggunakan kertas saring sehingga berdasarkan hasil pengamatan diperoleh sampel yang nantinya bisa ditotolkan. Kemudian dibuat tiga titik penotolan, dimana satu sampel dan dua baku dan dibuat jarak dari kiri 2 cm, dari bawah 2 cm , dan dari kanan 2 cm, dan satu titik tengah 3 cm dan juga dibuat jarak gerak rambat 15 cm selanjutnya dipipetkan larutan sampel menggunakan pipet mikro 10 mikroliter dan dilakukan penotolan lalu dikeringkan menggunakan hairdryer setelah itu, dilakukan hal yang sama pada baku paracetamol dan baku kopein. Kemuddian dilakukan proses eluasi dan ditunggu hingga tanda batas yang telah ditentukan selajutnya ditandai akhir eluasi dan dikeringkan sehingga dari proses tersebut diperoleh yaitu lempeng yang telah ditotolkan dan diperoleh gerak rambat dari titik penotolan hingga akhir eluasi diatas 2/3 dari yang seharusnya 15 cm. Kemudian dimasukkan lempeng kedalam alat deteksi bercak dengan Panjang gelombang 254 nanometer yang dibawah sinar UV maka diperoleh sampel sejajar dengan baku kopein dan hamper sejajar dengan baku paracetamol selanjutnya ditandai bercak dengan pensil dimana Jarak rambat Rf dari titik penotolan hingga kepusat bercak dan dihitung harga Rf dan yang terakhir dinyalakan alat sehingga diperoleh yaitu Jarak rambat sampel 1: 5,7 cm, Jarak rambat sampel 2: 10,4 cm, Jarak rambat baku paracetamol: 6,2 cm dan Jarak rambat baku kopein: 10,3 cm. Dengan jarak rambat dari titik penotolan hingga titik akhir eluasi sebesar 13 cm Rf sampel 1: 0,43, Rf sampel 2: 0,8, Rf baku paracetamol: 0,47 dan Rf baku kopein 0,79
IX.
PERMASALAHAN
Mengapa perlu dilakukan proses penjenuhan?
Jelaskan bagaimana cara cepat memisahkan suatu zat
dalam suatu campuran larutan?
Mengapa perlu dilakukannya pengenalan terhadap suatu
zat yang akan dipisahkan?
X.
KESIMPULAN
Dari percobaan tersebut, maka dapat disimpulakan
bahwa :
Dengan menggunakan metode kromatografi lapis tipis,
pemisahan dapat dilakukan dengan sempurna dimana untuk mencapa pemisahan yang
sempurna perlu terlaih dahulu dikenali jenis zat yang akan dipisahkan misalnya
dari sifat fisika maupun sifat kimianya sehingga ketika kita telah mengenal zat
tersebut kita dapat ddengan cepat memilah atau memilih suatu fasa gerak dan
fasa diam dengan eluen tertentu sehingga mudah untuk dipisahkan.
XI.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2019. Kromatografi Lapis Tipis. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kromatografi_lapisan_tipis.
Diakses pada tanggal 1 Mei 2021
Ilmu Kimia. 2013. Kromatografi Lapis Tipis (KLT). https://www.ilmukimia.org/2013/05/kromatografi-lapis-tipis-klt.html.
Diakses pada tanggal 1 Mei 2021
Ilmu Kimia. 2020. Pengertian Kromatografi Lapis Tipis,
Prinsip, Manfaat, dan Contohnya. https://www.pakarkimia.com/kromatografi-lapis-tipis/.
Diakses pada tanggal 1
Mei 2021
Saya Novia Rahmadhani dengan nim A1C119023 izin menjawab pertanyaan nomor 1. Perlu dilakukan penjenuhan agar tekanan uap dari fasa gerak atau eluen yang digunakan akan sama rata sehingga pemisahan dapat berjalan dengan baik
BalasHapusAssalammualaikum wr wb ,Baiklah saya Cyntia Widi Udya dengan NUM A1C119011 akan menjawab pertanyaan nomor 2. Yaitu cara cepat memisahkan suatu zat dalam campuran lainnya adalah dengan melakukan penyaringan melalui kertas saring agar jasil akhir yang didapatkan pada larutan bersih dan tidak ada kotorannya lagi.
BalasHapusBaiklah saya Yiyin Novela dengan NIM A1C119062 akan menjawab pertanyaan nomor 3. pengenalan terhadap suatu zat yang akan dipisahkan perlu dilakukan karena supaya pemilihan terhadap fase diam dan fase gerak dapat dipilih dengan tepat, dimana senyawa yang bersifat polar akan terikat pada fase diam yang bersifat polar, sedangkan senyawa yang bersifat non polar akan terbawa oleh fase gerak yang bersifat non polar, begitu juga sebaliknya.
BalasHapus