METODE
EKSTRAKSI PADA SENYAWA-SENYAWA ORGANIK
NAMA : MARWINA APRIYANTI
NIM
: A1C119017
DOSEN
PENGAMPU:
Dr.
Syamsurizal., M.Si
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2021
I.
Judul
:
Metode Ekstraksi Pada Senyawa-Senyawa Organik
II.
Hari
/ Tanggal : Senin / 17 Mei 2021
III.
Tujuan
: Adapun tujuan dilakukan
praktikum ini adalah :
Untuk
memisahkan suatu senyawa organik menggunakan metode ekstraksi
IV.
Landasan
Teori
Ekstraksi merupakan suatu proses pemisahan senyawa organik
yang mana pemisahan ini digunakan pelarut yang sesuai sehingga pemisahan dapat
terjadi secara sempurna dan juga untuk mempermudah sehingga cepat terjadinya
pemisahan adalah dengan mengenali terlebih dahulu sifat ataupun ciri khas yang
dimiliki suatu zat yang ingin dipisahkan (Mukhriani, 2014)
https://media.neliti.com/media/publications/137566-ID-ekstraksi-pemisahan-senyawa-dan-identifi.pdf
Ektraksi dengan menggunakan metode maserasi
merupakam suatu proses pemisahan dimana metode ini sering digunakan karena metode
ini sangat menjamin bahwa zat yang diekstrak tidak akan rusak. Metode maserasi
menggunakan suhu ruang untuk proses pemisahannya. Kemudian adapun faktor-faktor
yang mempengaruhi proses ekstraksi adalah suhu, jenis pelarut, waktu yang
digunakan, dan juga ukuran partikel (Chairunnisa, 2019).
V.
Alat
dan Bahan
5.1
Alat
a) Maserator
b) Labu ukur
c) Ayakan
d) Batang pengaduk
e) Corong
f) Kain saring
g) Kulkas
5.2
Bahan
a) Daun kelor
b) etanol 96%
c) aqua destilasi
VI.
Prosedur
Percobaan
- Disiapkan simplisia daun kelor yang akan dimaserasi
Ayakan
- Diayak simplisia daun kelor dengan ayakan 20/40
- Ditimbang simplisia daun kelor sebanyak 100 gram
Maserator
-
Disiapkan maserator
-
Dibilas maserator dengan Aqua destilasi untuk
mengetahui maserator yang akan digunakan bocor atau tidak
-
Dibilas maserator dengan cairan pelarut etanol
70%
-
Diencerkan pelarut etanol 70% yang akan
digunakan menggunakan etanol 96%
-
Ditambah dengan Aqua destilasi sampai batas
tanda pada labu ukur
-
Dikocok kuat kuat sampai larutan tercampur homogeny
-
Diukur pelarut etanol 70% sebanyak 75% bagian
dari total keseluruhan pelarut
-
Dimasukkan seluruh simplisia daun kelor yang
sudah diayak lolos ayakan 20/40 sebanyak 100 gram kedalam mesator yang sudah
kering dan bersih
-
Dimasukan etanol 70% sebanyak 750 ml kedalam
mesator
-
Diaduk aduk maserasi selama 10 menit, pengadukan
dilakukan setiap hari selama 5 hari dalam waktu 10 menit
Corong
- Disaring ampas maserasi dari maserat dengan kain saring yang bersih menggunakan corong diatas Erlenmeyer
- Hasil maserasi diuapkan hingga mendapatkan ekstrak kental
- Ekstrak kental yang ditimbang, lalu disimpan didalam wadah tertutup rapat, disimpan didalam kulkas
Hasil
VII.
Permasalahan
Jelaskan fungsi dari pengayakan pada percobaan tersebut?
Mengapa hasil yang didapatkan yaitu berupa ekstrak kental harus disimpan ditempat tertutup?
Zat apa yang terkanung dalam caiaran pelarut etanol 70%, sehingga dijadikan sebagai cairan pembilas maserator ?
Link youtube : https://youtu.be/3txdH_aNbPk
Saya Desri Indah Rahmadona A1C119041 akan menjawab no 1 bahwa pengayakan dilakukan yaitu berfungsi untuk meniriskan simplisia daun kelor yang sudah di blender, jadi diayak agar simplisia benar benar sudah yang halus tidak ada yang simplisia yang masih kasar atau dalam bentuk daun yang masih besar
BalasHapusBaiklah Saya Sinta Marliya dengan NIM A1C119002 akan mencoba menjawab permasalahan nomor 2
BalasHapusagar tidak terkontaminasi dengan udara luar, dan tetap terjaga kesterilannya
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusBaiklah perkenalkan saya Ike Sonia (A1C119032) akan menjawab permasalahan nomor 3. Etanol dipertimbangkan digunakan karena lebih selektif dari pada air. Sukar ditumbuhi mikroba dalam etanol 20% ke atas. Memiliki beberapa kelebihan lain yaitu tak beracun, netral, absorbsi baik, bercampur dengan air pada segala perbandingan, memperbaiki stabilitas bahan obat terlarut, dan tidak memerlukan panas tinggi untuk pemekatan.
BalasHapus